Senin, 16 Januari 2012

Kutbah Pagi Syekh Amongraga

Ilmu pengetahuan itu, Dinda, merupakan anugerah yang Maha Mulia. Mereka yang belum mendapatkan anugerah, diumpamakan pepohonan yang bergerak menurut kencang dan lembutnya angin. Kalau tiada angin, ia sama sekali tiada bergerak. Yang demikian itu, Dinda, ialah yang belum mendapatkan wahyu Illahi, dan tiba-tiba menjadi merasa hebat begitu diberitahu, seperti segera ingin dipertontonkannya, teramat bernafsu. Namun, jika angin pergi, tiada satu pun gerak, tiada satu pun keinginan. Diam membeku. Seolah tiada bekas.
Belajarlah menunduk ketika mendengarkan, karena ia bagaikan air yang menguatkan akar.
Sekali lagi dengarkanlah, manusia utama itu, Dinda, bagaikan daun yang bergerak tanpa angin, namun diam dalam tiupan topan badai. Gerak hatinya ialah pengingatan.
Jangan kau lupakan, bersyukur, tawakal, dan berpasrah diri, ialah kan jadi wadah yang kukuh bagi pengetahuan. Karna, jika pengetahuan ibarat emas-pemata, ketika kau temukan ia takkan terwadahi oleh daun jati yang kering-kerontang. Manakala kau tenteng bongkahan emas itu, daun jati kering 'kan ambrol dibuatnya. | Serat Centhini (nasehat Syekh Amongraga kepada Syekh Malangkarsa), Sri Susuhunan Pakubuwana V (1785-1823), diterjemahkan texy by text oleh Sunardian Wirodono (2011), dan direncanakan bisa selesai pada akhir 2012. Jilid Pertama, sudah diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar