Selasa, 08 Februari 2011

Sejak Kapan Serat Centhini Mulai Ditulis?

Setelah Raden Rangga Sutrasana, Raden Ngabei Yasadipura II, dan Raden Ngabei Sastradipura melakukan survey, riset, atau observasi ke lapangan, barulah kemudian mereka kembali berkumpul untuk proses penulisan secara tim, Sri Susuhunan Pakubuwana V (waktu itu masih Putra Mahkota), memerintahkan Raden Rangga Sutrasna untuk memulai penulisan Serat Centhini. Penulisan dimulai pada Sabtu Pahing, 17 Desember 1815. 
Mengenai tanggal penulisan ini, sumber data tertulis yang paling akurat adalah dalam pupuh bait 3-4, di situ tertulis (3) "Sabtu paing lek Mukaram wewarseku, Mrakeh Hyang Surenggana, Bathara Yama Dewa Ri,..." dan (4) "...windu Adi Mangsa Sapta, Paksa Suci Sabda Ji", yang semuanya itu jika diteliti lebih cermat, dalam pengurutan kalendering Masehi hingga tahun 1800-an, di dapatkan fakta bahwa apa yang tertulis dalam Serat Centhini itu jatuh tepat pada, Sabtu Pahing 25 Sura 1742, Wuku Marakeh, atau 25 Muharram 1230 Hijriah, atau dalam kalender Masehi jatuh pada hari Sabtu, tanggal 7 Januari 1815).
Data sebelumnya yang selalu menyebut Serat Centhini ditulis pada 26 Muharram 1230, tahun 1742 Jawa dan 1814 Masehi, dengan demikian dianggap tidak akurat. 
Jika melihat hal ini, bahwa Raden Ngabei Sastradipura sempat tinggal beberapa tahun di Mekkah, maka bisa diperkirakan, gagasan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegara III ((1785-1823) untuk menulis Serat Centhini, telah dimulai jauh sebelum 1815 itu. 
Ranggasutrasna yang menjelajah pulau Jawa bagian timur (bang wetan), telah kembali terlebih dahulu, karenanya ia diperintahkan untuk segera memulai menulis. Dalam prakata dijelaskan tentang kehendak sang putra mahkota, bersangkala “paksa suci sabda ji” (1742 tahun Jawa atau 1815 Masehi), agar Serat Centhini menjadi baboning pangawikan Jawa alias ensiklopedi mengenai kebudayaan atau pengetahuan Jawa.
Pada tanggal 7 Januari 2011, atau 196 tahun kemudian, Yayasan Wiwara memulai proses cetak Serat Centhini Dwi Lingua, yakni buku mengenai teks Serat Centhini yang asli dalam bahasa Jawa, disertai dengan penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia yang dikerjakan oleh Sunardian Wirodono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar